Sabtu, 20 April 2013

hijab yukss


Hijab !
Tanggal 9 maret 2013 adalah hijab pertama saya, sebenarnya niat saya untuk berhijab sebelum tahun baru tetapi saya belum cukup siap untuk memakainya karena saya berfikir bagaimana kalau sewaktu-waktu saya membukanya,merasa jenuh atau ingin kembali lagi pada style saya dulu. Namun saya meyakinkan diri saya untuk tidak berfikir seperti itu dan berniat dalam hati. waktu masuk kuliah dengan penampilan baru saya yang berhijab, semua orang melihat kearah saya dan saya menjadi pusat perhatian banyak orang. hari itu penuh banyak pertanyaan dari orang-orang mulai dari teman sekelas, teman berbeda jurusan, kakak tingkat saya, bahkan wakil rector kampus saya pun ikut bertanya dengan jawaban atas hijabku, padahal saya pikir itu bukanlah hal yang aneh karena setiap wanita itu lebih dibaguskan untuk berhijab. hampir setiap orang bertanya kenapa saya berhijab,apakah dapat hidayah,taubat,atau hanya mengikuti trend saja. Tetapi saya hanya menjawab seadanya saja dengan jawaban ‘’aku berhijab karna allah,datangnya dari hati dan bukan atas suruhan siapapun’’. Semua  yang melihatku berkata aku lebih cantik dengan mengenakan hijab daripada tidak, seketika itu perasaan saya seperti mau terbang HAHAHA. Sampai-sampai orang yang sempat menjadi pacar saya(mantan)mengirimkan sebuah pesan yang berisi :
Ayu cantik nian pakek jilbab tadi, jadi tambah seneng aku liatnyo :)
Baguslah kalu sekarang sudah berhijab.
Padahal semenjak dari hubungan kami berakhir kami hilang komunikasi,entah darimana dia mendapatkan nomor handphone saya. Mulai dari hijabku banyak teman-teman yang menggunakan jilbab juga.mereka bilang karna terinspirasi oleh saya.
Itulah cerita saya tentang hijabku,bagaimana dengan cerita kalian sista?

cekidot yakkkk :)


Okee friend’s  this is story about my school years ago until now. cekidottttttttttt J
A long years ago,when I was study at elementary school.I’m not understanding about my study because my old is very young or “anak bawang’’ call of them for me. So I just follow they all. I never go in the op 10 rangkings,but when I started sitting in class 4 I always get he big 5 rangking until I graduated from elementary school.
In the junior high school. I began to seriously study and for some reason I liked learning English. Maybe because my teacher gives a good way of teaching. And I get rangking up from elementary school. My friends are getting both in the classroom and outside the classroom. We also can feel what they feel, we are not lonely,they beloved friends,soulmate than a boyfriend, because when the first  school I’ve been boyfriend (doesn’t mean no one likes with me)
Like the song Obie ‘Masa-masa paling indah kisah kasih di sekolah’. Precisely at the time of senior high school. Im feeling happy,sad,sour,bitter,sweet,love and the other. At this time we began to recognize the togetherness,love monkey misleading but never forgotten, and the teacher in the school. Realitionship at the time of high school is no longer ever but often. My friends always helped me,always there for me,’precisely boy friends’. I never relationship more than 2month and I also had a close friend named Destry Eliza. He is a friend of mine whi sits on the bench. He always follow my way,my activities,my style,my behavior and thye other. So I feel become to celebrate.
HAHAHAHAAAAAAAAAA,that makes me uncomfortable.
At the time of high school is very stressfull time when national exams which is fatal if not passed. I confuse thinking about faculty of colleges and ambition. A long time ago my ambition become a English teacher, but now I think my ambition can’nt be reached. Because I choose faculty economic management, it’s not  make me a English teacher. I become a English teacher, but now I think my ambition can’nt be reached. Because I choose faculty economic management, it’s not  make me a English teacher. I think the colleges is very tasty than high school, it was not true. It feels like to reiterate that period.becouse college is very tiring, especially within my house is so far from campus. Not to mention, the campus on the move.the uncomfortable anymore when it comes to the remote,wait a very long time,it doesn’t go lecture. I hate it the most,especially LECTURE GIVING FALSE HOPE.

Dream's job


I went online business venture by opening a boutique. So that makes me more satisfied customers to select the items they want. Actually now I want to have a boutique but I don’t have the capital and labor to keep the boutique. I don’t want to ask for equity from my parents because I want to use my own capital of which may be obtained. After I work at one of the offices that I want. With an online business that can make customers be easier to buy the desired item without having to market first with the hot sun scorching body, but just enough to see the desired goods via mobile phone. Anywhere online goods not same with the other in the market. Another online business, I would also like to open the snack corner. Food in restaurant which not previously existed seller, for example rainbow noodles,meatballs cheese and not forget my result of PKM is ‘’keripik bunga mawar’’.foods that have not been sold before, it will make the customers become more interested to try it.

Rabu, 10 April 2013

Analisis Teori Kepuasan Kerja


“Analisis Teori Kepuasan Kerja”


I. PENDAHULUAN

Kepuasan kerja dalam teori motivasi Maslow menempati peringkat yang tinggi. Sebab ia berkaitan dengan tujuan manusia untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan potensi dirinya dalam pekerjaan. Namun motivasi ini kadang terbendung oleh berbagai ragam kerutinan, hambatan lingkungan kerja yang kurang seimbang, atau situasi dan perangkat kerja yang secara ergonomis tidak mendukung peningkatan produktivitas kerja. Stres yang dialami karyawan dan kepuasan kerja yang didambakan seolah merupakan dua kondisi yang bukan saja berkaitan, tetapi sekaligus antagonistis.
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.
Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat kerja dan moril yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Berdasarkan pengalaman dan dari beberapa buku yang pernah saya baca, biasanya karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat.
Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan.
Untuk lebih meyakini bahwa kesempatan berkembang merupakan faktor utama bagi kepuasan kerja karyawan, kita dapat membandingkan tingkat kepuasan karyawan baru dan karyawan lama di perusahaan. Karyawan baru cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi dibandingkan karyawan yang masa kerjanya lebih lama. Hal ini dikarenakan, biasanya karyawan baru mendapatkan perhatian lebih dari Manajemen, terutama dari atasannya langsung. Perhatian lebih ini dikarenakan sebagai karyawan baru, tentu pihak manajemen akan menjelaskan tanggung jawab dan tugas mereka. Sehingga terjalin komunikasi antara atasan dan bawahan. Hal ini membuat mereka merasa diperhatikan dan bersemangat untuk bekerja. Bahkan tidak sedikit karyawan baru yang mendapatkan beberapa training untuk menunjang tugasnya di awal masa kerja.
Sementara itu, karyawan lama yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu, akan merasakan kejenuhan. Mereka menginginkan adanya perubahan dan tantangan baru dalam pekerjaannya. Tantangan ini mencakup baik dari sisi besarnya tanggung jawab atau mungkin jenis pekerjaan. Ketika perusahaan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang, hal ini akan membuat mereka demotivasi, malas bekerja dan produktivitasnya turun. Apabila perasaan ini dirasakan oleh sebagian besar karyawan lama, bisa dibayangkan betapa rendahnya tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan dan bila dibiarkan perusahaan akan merugi.
II. PERMASALAHAN
Salah satu perusahaan rokok terkenal PT. XYZ di Jawa Timur yang sudah beroperasi lebih 80 tahun lamanya telah menciptakan suatu budaya perusahaan yang menjadi visi dan misi perusahaan untuk ke arah produktivitas yang baik.
Namun terjadi demonstrasi di Divisi Transportasi PT. XYZ disebabkan oleh adanya kebijakan manajemen untuk menggunakan jasa transportasi luar perusahaan untuk pengiriman barang-barang ke berbagai daerah. Keputusan manajemen menggunakan jasa angkut pihak luar ini, karena pengiriman barang ke berbagai sering mengalami keterlambatan. Dengan dipakainya jasa transportasi pihak luar ini, maka para sopir dan kernet merasa insentif yang diterimanya akan berkurang. Begitu juga premi perjalanan luar kota, uang lembur maupun kompensasi lainnya akan hilang. Inilah yang memicu para sopir dan kernet berunjuk rasa melakukan demonstrasi terhadap pimpinan perusahaan.
III. TUJUAN
Penulis ingin menganalisa mengapa terjadi kasus demonstrasi para sopir dan kernet PT. XYZ di Jawa Timur terhadap pimpinan perusahaan.
IV. TEORI
Suatu organisasi/Perusahaan terdiri dari input, proses dan outcomes. Input adalah komponen-komponen yang ada di luar lingkungan organisasi antara lain sumber daya manusia dan peraturan pemerintah. Proses meliputi komponen-komponen antara lain motivasi, persepsi, komunikasi, kepemimpinan dan konflik. Sedangkan komponen outcomes antara lain meliputi kinerja individu dan kelompok, serta efektivitas organisasi.
Memahami lebih dalam mengenai salah satu komponen dari organisasi ini , maka kit aperlu memahami bahwa setiap individu sebagai sumber daya ,manusia dalam suatu organisasi/perusahaan memiliki Nilai-nilai kerja (work value), yaitu suatu keyakinan pribadi seorang pekerja tentang hasil apa yang diperkirakan dari pekerjaaannya dan bagaimana seharusnya dia berprilaku dalam bekerja.
Nilai-nilai kerja dibadi 2 yaitu nilai kerja intrinsik (intrinsic work values) dan nilai kerja ekstrinsik (extrinsic work value). George & Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam tabel:
Nilai kerja intrinsik Nilai kerja ekstrinsik
- Kerja yang menarik - Gaji tinggi
- Kerja yang menantang - Keamanan kerja
- Belajar sesuatu yang baru - Keuntungan kerja
- Membuat konstribusi penting - Status pada komunitas yang lebih luas
- Berpotensi tinggi - Kontak sosial
- Tanggung jawab dan otonomi - Waktu dengan keluarga
- Menjadi kreatif - Waktu untuk hobi
dan karena mereka mempunyai nilai nilai kerja, mereka juga memiliki sikap kerja. Sikap menurut Robbins (2001) adalah suatu pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Sikap tidak sama dengan nilai, namun keduanya dihubungkan.
Robbins mengetengahkan bahwa riset perilaku organisasi atau perusahaan telah memfokuskan pada tiga jenis sikap yaitu:
1. Kepuasan kerja (job satisfaction)
Merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
2. Keterlibatan kerja (job involvement)
Merupakan ukuran derajat sejauh mana seseorang memihak secara
psikologis terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai
ukuran harga diri.
3. Komitmen organisasional (organizational commitment)
Adalah derajat sejauh mana seorang karyawan memihak suatu organisasi \
tertentu dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut
dari ketiga jenis sikap yang menjadi komponen penentuan sikap pegawai, maka terbentuklah suatu sikap puas/tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya.
Menurut Robbins (2001) kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Definisi ini mengandung pengertian yang luas. Dengan kata lain kepuasan kerja merupakan penjumlahan yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang terbedakan dan terpisahkan satu sama lain (discrete job elements). Jika mengacu pada George & Jones (2002), kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya. Pengungkapan ketidak puasan pegawai bisa disampaikan dalam 4 cara:
1. Respon Voice (aktif & konstruktif, memberikan saran)
2. Respon Loyalty (pasive: tidak melakukan apapun/constructive:harapan kondisi membaik)
3. Repon neglect (Pasive : tidak mau tau/Destructive:membiarkan kondisi memburuk)
4. Respon Exit (Destructive:karyawan keluar/Active: mencari pekerjaan baru)
V. ANALISIS MASALAH
Dari kerangka pikir diatas, maka menurut saya terjadinya demontrasi disebabkan oleh karena secara nilai ektrinsik dan intrisik para supir merasa tidak memperoleh kepuasan kerja:
Nilai kerja Intrinsik bagi PT”XYZ”
Kerja tidak menarik, Mungkin karena sehari hari hanya menyetir mobil, Kerja kurang menantang,karena sudah terbiasa dengan pekerjaan yang ada jadi tidak adanya tantangan, Tidak belajar suatu yang baru,Tidak membuat kontribusi penting.Karena sistem sudah berjalan,jadi tinggal menjalankan saja,tanpa harus membuat konsep baru,Tidak menganggap potensi tinggi, karena hanya bisa menyetir, Kurang tanggung jawab dan otonomi,karena gaji dan fasilitas kecil,Kurang kreatif,karena melakukan hal-hal yang monoton setiap hari.
Nilai kerja Ektrinsik bagi PT ‘XYZ”
Gaji tidak tinggi jadi mereka berkerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan berbuat lebih dari pekerjaan mereka, Keamanan Kerja,tidak ada keamanan kerja karena dipakai transportasi luar dari perusahaan, keuntungan kerja,tidak akan adanya keuntungan kerja lagi,karena tidak ada premi perjalanan, uang lembur dan kompensasi yang lain hilang karena adanya transportasi dari luar, status pada komunitas yang lebih luas,Kontak sosial, waktu dengan keluarga, waktu untuk hobi, mungkin memang tidak bisa punya banyak waktu untuk hal tersebut.
Dengan Nilai nilai tersebut diatas maka timbul sikap yang diakibatkan oleh :
1. Job Satisfaction berkurang ,ditandai dengan demonstrasi dengan tuntutan perbaikan fasilitas dan kompensasi yang meningkat tiap tahun
2. Job Involvement berkurang, karena merasa dianggap tidak mampu sehingga menyentuh ego harga diri mereka
3. Organizational Commitment adalah personal need, mereka lebih mementingkan uang yang bisa masuk ke kantung mereka ketimbang profesionalisme perusahaan secara keseluruhan.
Dan terbentuknya sikap itu membuat mereka memilih untuk mengungkapakan ketidak puasan mereka secara Respon Voice (aktif dan konstruktiv), mereka mengeluarkan suaa dengan cara demontrasi. Intinya mereka tetap mau supaya transportasi tidak diserahkan pada pihak luar tapi tetap dijalankan oleh mereka.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari kasus demonstrasi di perusahaan PT. XYZ Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa manajemen perusahaan PT. XYZ di Jawa Timur belum memahami dan mengerti konsep-konsep nilai, sikap dan kepuasan kerja dalam implementasi Perilaku Organisasi atau Perusahaan
Seharusnya sebelum mengambil suatu kebijakan dan keputusan perusahaan terutama untuk merubah kebijakan perusahaan yang sudah lama dan rutin dilakukan, manajemen perusahaan harus memahami dan mempelajari terlebih dahulu konsep-konsep nilai, sikap dan kepuasan kerja.
Komunikasi yang efektive seharusnya diambil oleh perusahaan agar bias didapatkan kesepakatan yang menggembirakan. Beberapa petunjuk bagi pimpinan dalam berkomunikasi dengan anggota :
• Pimpinan harus committed terhadap pentingnya komunikasi
• Tindakan harus sesuai dengan perkataan
• Kommit terhadap komunikasi dua arah
• Penekanan pada komunikasi tatap muka
• Pastikan para karyawan mendapatkan informasi yang benar dan cukup
• Dealing with bad news
• Kebutuhan informasi tidak sama bagi setiap karyawan/kelompok
• Treat komunikasi sebagai suatu proses yang terus berjalan
Karena dalam organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi, antaralain :
• Menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan anggota organisasi untuk membuat keputusan.
• Sebagai alat untuk memotivasi anggota. Komunikasi dibutuhkan untuk menjelaskan tujuan organisasi, memberikan umpan balik
terhadap pencapaian tujuan dan penguatan terhadap perilaku anggota.
• Sebagai alat untuk mengendalikan perilaku.
• Sebagai media untuk mengungkapkan emosi an
da
(Publish By Wien’s Sumber Angelina Yuri Pujilistiyani.Ch)

BUDAYA ORGANISASI


BUDAYA ORGANISASI
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya  yang terkait dengan BO.

Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi dari beberapa pendapat :
 
Edward Burnett
:Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan/kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat
Vijay Sathe :Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.
Edgar H. Schein. Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana
BUDAYA ORGANISASI.
Peter F. Drucker BO
adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait
Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.
Edgar H. Schein
Budaya Organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.
Daniel R. Denison
Budaya Organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi system dan praktek-praktek manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan menguatkan perinsip-perinsip tersebut.
Robbins (2001) menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibentuk oleh para warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.
Menurut Robbins 7 karakteristik budaya organisasi.
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada manusia
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Berdasarkan berbagai pendapat para ahli,
Budaya organisasi : adalah sistem nilai-nilai
yang diyakini semua anggota organisasi dan
dipelajari , diterapkan serta dikembangkan
secara berkesinambungan, berfungsi sebagai
sistem perekat, serta dapat dijadikan acuan
berperilaku dalam organisasi untuk mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Proses Pembentukan Budaya Organisasi.
Pengertian budaya organisasi dalam buku “Budaya Korporat dan
Keunggulan Korporasi” Menurut Dr. Djokosantoso Moeljono tersebut
bahwa pembentukan budaya organisasi melalui tahap-tahap berikut:
  1. Penyusunan nilai-nilai. Nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi  disurvei, ditampung dan disaring sehingga diperoleh nilai-nilai utama yang berlaku dalam organisasi tersebut. Nilai-nilai utama yang telah diperoleh merupakan titik tolak  dalam mengembangkan budaya kerja     organisasi.
  2. Internalisasi nilai-nilai, Nilai-nilai organisasi yang ada diinternalisasikan pada seluruh anggota     organisasi dengan cara sosialisasi atau simulasi.
  3. Pembentukan change agent Untuk mengefektifkan transformasi budaya organisasi perlu dibentuk    change agents, yang bertugas untuk menularkan nilai-nilai (budaya organisasi) degan model     pembiakan-sel.
  4. Menyusun sistem. Membuat sistem dan prosedur untuk menjaga dan memelihara kesinambungan    dan kemajuan perusahaan, dengan selalu mengacu pada referensi budaya organisasi
Fungsi Budaya Organisasi
  1. Peran pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
  2. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
  3. Mempermudah timbulnya pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
  4. Meningkatkan sistem social.
  5. Mekanisme pembuat makna dan kendali untuk memadukan dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
John P. Kotter dan James L. Heskett  (1998)
memaparkan pula tentang tiga konsep budaya  organisasi
yaitu :
 budaya yang kuat, budaya yang secara strategis cocok, budaya adaptif
Ralph Klimann menggambarkan budaya adaptif
ini  merupakan sebuah budaya dengan pendekatan yang
bersifat siap menanggung resiko, percaya, dan proaktif
terhadap kehidupan individu
BUDAYA ORGANISASI disebut juga BUDAYA PERUSAHAAN(corporate culture) memang sulit didefinisikan secara tegas dan sulit diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan tersebut.
PENGERTIAN BUDAYA PERUSAHAAN adalah pola terpadu perilaku manusia di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.
Beberapa pengertian umum mengenai budaya perusahaan (Schein,E.H. )
1.
(Keteraturan-keteraturan perilaku yang teramati apabila 
    orang berinteraksi.)
2. (Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.)
3. (Nilai-nilai yang dominan yang didukung oleh suatu 
    organisasi.)
4. (Filosofi yang mengarahkan kebijaksanaan organisasi.)
5.
(Aturan permainan yang harus ditaati untuk dapat diterima
    sebagai anggota di dalam organisasi.)
6. (Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.)
HAKEKAT BUDAYA PERUSAHAAN
1.       Budaya suatu perusahaan mengalami evolusi (siklus hidup organisasi)
2.       Aktor utama yang berperan : Founders(pendiri) / leaders (pemimpin).
          Learning organization (pengetahuan organisasi) Learning process in organization
          Tujuan :
                Membangkitkan antusiasme (keinginan) seluruh karyawan untuk belajar.
          Dimensi yang dipelajari - pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan perilaku  yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi.
          Sifat : Everlasting !(kekal/abadi/tetap)
TERBENTUKNYA BUDAYA PERUSAHAAN
Budaya perusahaan yang terbntuk banyak ditentukan oleh
beberapa unsur, yaitu :
1.       Lingkungan usaha
2.  Nilai-nilai (values
3.  Panutan/keteladanan
4.  Upacara-upacara (rites and ritual
5.  Network