Kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak pekerjaan mereka.
Banyak sekali karyawan yang bekerja tidak
mendapatkan kepuasan kerja sehingga sering menimbulkan konflik dalam suatu
organisasi. Karena kepuasan setiap karyawan (orang) sangat bervariasi atau
berbeda-beda yang mengakibatkan sulitnya bagi pemberi kerja untuk mengukur kepuasan tersebut.
Metode yang sering dilakukan oleh
perusahaan dalam mengukur kepuasan kerja yaitu metode survey kepuasan kerja
karyawan. Survey kepuasan adalah suatu prosedur yang diterapkan untuk
menghimpun perasaan pegawai tentang pekerjaan dan lingkungan kerja mereka. Dengan adanya penelaahan
tentang kepuasan kerja dan survey kepuasan kerja yang dilakukan oleh perusahaan
(manajer) dapat digunakan untuk
penilaian kepuasan kerja.
Maslahat (manfaat) telaah
kepuasan kerja.
Dari hasil Survei kepuasan kerja bisa berdampak positif,
netral atau negative. Namun jika survei kepuasan kerja dilakukan dengan
baik dan tepat oleh perusahaan maka perusahaan akan dapat mengetahui
1. Kepuasan kerja secara umum.
2. Komunikasi
3. Membaiknya sikap
4. Kebutuhan pelatihan
5. Maslahat bagi serikat pekerja
6. Perencanaan dan pemantauan
perubahan.
Syarat survei yang ideal :
- Pemimpin teras mendukung survei secara aktif
- Para pegawai terlibat sepenuhnya dalam perencanaan survei
- Ada tujuan yang jelas untuk melaksanakan survei.
- Telaah dirancang dan dilakukan sesuai dengan standard penelitian yang baik.
- Hasil dan rencana tindakan dikomunikasikan kepada pegawaai
- Pemimpin mampu dan mau melakukan tindak lanjut
Jenis pertanyaan survei
(kuisioner dan wawancara)
- Survei objektif,.(tertutup)
- Survei Deskriptif, (terbuka)
Mengukur Kepuasan (Pendekatan
Yang Dapat digunakan)
- Single Global Rating (angka nilai global tunggal). Meminta individu-individu untuk menjawab satu pertanyaan. (dipuaskan sampai tidak dipuaskan)
- Summation score (skor penjumlahan). Menanyakan kepada karyawan tentang perasaan pada setiap unsur.(sifat pekerjaan, upah,kesempatan promosi,hubungan kerja)
Efek Kepuasan Kerja Pada
Karyawan (Robbin):
- Produktivitas
- Kemangkiran
- Tingkat Keluar masuk Karyawan
Respon Ketidakpuasan (Robbin):
- Keluar (exit)
- Suara (voice)
- Kesetiaan (loyality)
- Pengabdian (neglect)
PENDAPAT
AHLI TENTANG KEPUASAN KERJA
NEWSTROM : mengemukakan
bahwa Kepuasan
kerja
berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami pegawai dalam
bekerja
WEXLEY & YULK : bahwa kepuasan
kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak
menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi
dirinya.
HANDOKO: Keadaan emosional yang
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
STEPHEN ROBINS: Kepuasan itu
terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan
derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai,
Apabila dilihat dari pendapat
Robin tersebut terkandung DUA DIMENSI.
PERTAMA kepuasan yang dirasakan
individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat (organisasi suatu
sistem)
KEDUA adalah kepuasan yang
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai. (keinginan)
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
KEPUASAN KERJA
(SCHEMERHORN)
- Pekerjaan itu sendiri (Work It self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
- Penyelia (Supervision), Penyelia yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, penyelia sering dianggap sebagai figur ayah/ibu dan sekaligus atasannya.
- Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan sebagai pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
- Promosi (Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
- Gaji/Upah (Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
- ASPEK LAIN DLM KEPUASAN KERJA
- (STEPHEN ROBINS)
8.
Kerja yang secara mental menantang, Karyawan cenderung
menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan
keterampilan dan kemampuan mereka. Karakteristik ini membuat kerja secara
mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan,
tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal.
9.
Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan
sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, Bila
upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas,
kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
Kondisi kerja yang mendukung,Karyawan peduli akan
lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai
keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.
4. Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan
lebih
daripada
sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam
kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan
akan interaksi
sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila
mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar
ke
kepuasan kerja yang meningkat.
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan,
Pada hakikatnya
orang
yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan
pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan
bahwa
mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk
memenuhi
tuntutan dari pekerjaan mereka.
KEPUASAN KERJA VS
PRODUKTIVITAS
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak
bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda
kehidupan perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan
berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan
tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan
memiliki moril yang rendah.
Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa
pendapatan, gaji atau salary merupakan faktor utama yang mempengaruhi
kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang
cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas, Sebenarnya kepuasan kerja karyawan tidak mutlak
dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk
kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan.
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, ternyata gaji menempati urutan
yang kesekian dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, dan
dari kesemua faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan,
kesempatan untuk berkembang merupakan faktor yang sering muncul dan dikemukakan
oleh karyawan sebagai kriteria kepuasan kerja mereka.
Sebuah Penelitian pada perusahaan yang
tingkat keluar masuk karyawannya tinggi, mengungkapkan bahwa gaji tidak selalu
merupakan faktor utama yang membuat karyawan keluar dari perusahaan, dengan
mencari peluang mendapatkan gaji yang lebih tinggi di luar.
Sebaliknya, perusahaan dengan
tingkat keluar masuk karyawannya rendah, faktor utama yang menyebabkan karyawan
betah dan bertahan bukan faktor gaji, tetapi lebih dikarenakan faktor
emosional, terutama kesempatan untuk berkembang.
Apakah benar demikian? Jika dikaitkannya dengan
teori Maslow tentang kebutuhan manusia. Bahwa kebutuhan emosional yaitu
keinginan untuk berkembang lebih utama dibandingkan gaji yang besar. Bila
dilihat dari hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow,
Dari penelitian, kita sepakat
mengamini bahwa benar ada hubungan positif antara kepuasan kerja karyawan dengan
produktivitas karyawan, yang ujungnya akan berimbas pada pencapaian perusahaan.
Maka perusahaan hendaknya jangan memandang upaya untuk meningkatkan kepuasan
karyawan hanya sebagai biaya saja, karena karyawan yang puas justru akan
meningkatkan laba perusahaan pada jangka panjang.
Apabila karyawan puas, maka ada
beberapa biaya yang dapat dipangkas, misalnya: terjadinya penurunan
ketidakhadiran (absensi), turnover karyawan, serta yang jelas ada
peningkatan produktivitas karyawan.
Pertanyaannya, sudahkah kita tahu
apakah karyawan kita puas atau tidak? Apabila jawabannya belum, bersegeralah
melaksanakan survei tingkat kepuasan karyawan. Dengan melaksanakan survei
kepuasan karyawan, banyak manfaat yang dapat dirasakan perusahaan, selain
perusahaan dapat mengetahui tingkat kepuasan karyawan, perusahaan juga dapat
memberikan citra yang positif kepada karyawan. Karena dengan melaksanakan
survei ini, karyawan merasa diperhatikan dan merasa bahwa perusahaan ingin tahu
apa yang dirasakan oleh karyawan. Jadi, tunggu apalagi?
Dapat disimpulkan
bahwa kompensasi atau penghargaan yang diberikan
kepada karyawan dalam bentuk material, dalam hal ini gaji merupakan kebutuhan
manusia atau karyawan yang terendah.
ini sumber bukunya apa ya?
BalasHapus